Rabu, 02 Mei 2012

  •  Sepak bola adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang.[1] Olahraga ini sangat terkenal dan dimainkan di 200 negara.[1] Permainan sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan menggunakan bola kulit berukuran 27-28 inci.[1] Lapangan yang digunakan dalam permainan ini memiliki lebar 50-100 yard dan panjang 100-300 yard.[1] Gawang tempat mencetak gol terletak di bagian ujung lapangan dengan dibatasi jaring berukuran tinggi 8 kaki dan lebar 24 kaki.[1]

    Sejarah

    Sejarah olahraga sepak bola dimulai sejak abad ke-2 dan -3 sebelum Masehi di Cina.[2] Di masa Dinasti Han tersebut, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil.[2] Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari[3]. Di Italia, permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16.[3]
    Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi sangat digemari.[2] Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III melarang olahraga ini dimainkan pada tahun 1365.[2] Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan untuk memainkan sepak bola.[2] Pada tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah.[2] Kelahiran sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika 11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan tersebut.[3] Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepak bola (soccer).[3] Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola.[2] Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia.[2] Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara.[2]

    Posisi Pemain


    Penjaga gawang dalam sepak bola.
    Pada dasarnya, satu tim sepak bola terdiri dari 1 orang penjaga gawang, 2-4 orang pemain bertahan, (fullbacks), 2-4 orang pemain tengah, dan 1-3 orang penyerang.[4] Penjaga gawang adalah satu-satunya pemain yang boleh menggunakan tangan untuk melindungi gawang dari serangan lawan.[4] Umumnya, penjaga gawang mengenakan pakaian yang berbeda dengan pemain lainnya.[4] Pemain bertahan memiliki tugas utama untuk menghentikan serangan lawan.[4] Pemain tengah biasanya terdiri dari pemain tengah penyerang yang bermain dekat dengan penyerang dan pemain tengah bertahan yang bermain dekat dengan pemain bertahan.[4] Penyerang memiliki tugas utama untuk mencetak gol ke gawang lawan.[4]
    Posisi dasar pemain dapat mengalami modifikasi menjadi berbagai pola atau taktik permainan.[5] Beberapa pola pemain yang sering digunakan dalam berbagai kejuaraan adalah 4-4-2 (paling sering digunakan), 3-4-2-1 (kekuatan terletak di bagian tengah lapangan), serta 4-3-3 (formasi klasik dari tahun 1970-an yang sering digunakan oleh sistem total football Belanda dan Jerman Barat ).[5]

    Aturan


    Lapangan sepak bola.

    Lapangan permainan

    Untuk pertandingan internasional dewasa, lapangan sepak bola yang digunakan memiliki panjang yang berkisar antara 100-120 meter dan lebar 65-75 meter.[6] Di bagian tengah kedua ujung lapangan, terdapat area gawang yang berupa persegi empat berukuran dengan panjang 7.32 meter dan tinggi 2.44 meter.[6] Di bagian depan dari gawang terdapat area pinalti yang berjarak 16.5 meter dari gawang.[6] Area ini merupakan batas kiper boleh menangkap bola dengan tangan dan menentukan kapan sebuah pelanggaran mendapatkan hadiah tendangan pinalti atau tidak.[6]

    Lama permainan

    Lama permainan sepak bola normal adalah 2 × 45 menit, ditambah istirahat selama 15 menit di antara kedua babak.[6] Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan adu penalti.[6] Wasit dapat menentukan berapa waktu tambahan di setiap akhir babak sebagai pengganti dari waktu yang hilang akibat pergantian pemain, cedera yang membutuhkan pertolongan, ataupun penghentian lainnya. Waktu tambahan ini disebut sebagai injury time atau stoppage time.[6]
    Gol yang dicetak dalam perpanjangan waktu akan dihitung menjadi skor akhir pertandingan, sedangkan gol dari adu penalti hanya menentukan apabila suatu tim dapat melaju ke pertandingan selanjutnya ataupun tidak (tidak mempengaruhi skor akhir).[6] Pada akhir tahun 1990-an, International Football Association Board (IFAB) memberlakukan sistem gol emas (golden gol) atau gol perak (silver gol) untuk menyelesaikan pertandingan.[6] Dalam sistem gol emas, tim yang pertama kali mencetak gol saat perpanjangan waktu berlangsung akan menjadi pemenang, sedangkan dalam gol perak, tim yang memimpin pada akhir babak perpanjangan waktu pertama akan keluar sebagai pemenang.[6] Kedua sistem tersebut tidak lagi digunakan oleh IFAB.[6]

    Pelanggaran


    Wasit sedang memberikan kartu kuning.
    Apabila pemain melakukan pelanggaran yang cukup keras maka wasit dapat memberikan peringatan dengan kartu kuning atau kartu merah.[7] Pertandingan akan dihentikan dan wasit menunjukkan kartu ke depan pemain yang melanggar kemudian mencatat namanya di dalam buku.[7] Kartu kuning merupakan peringatan atas pelanggaran seperti bersikap tidak sportif, secara terus-menerus melanggar peraturan, berselisih kata-kata atau tindakan, menunda memulai kembali pertandingan, keluar-masuk pertandingan tanpa persetujuan wasit, ataupun tidak menjaga jarak dari pemain lawan yang sedang melakukan tendangan bebas atau lemparan ke dalam.[7] Pemain yang menerima dua kartu kuning akan mendapatkan kartu merah dan keluar dari pertandingan.[7]
    Pemain yang mendapatkan kartu merah harus keluar dari pertandingan tanpa bisa digantikan dengan pemain lainnya.[7] Beberapa contoh tindakan yang dapat diganjar kartu merah adalah pelanggaran berat yang membahayakan atau menyebabkan cedera parah pada lawan, meludah, melakukan kekerasan, melanggar lawan yang sedang berusaha mencetak gol, menyentuh bola untuk mencegah gol, dan menggunakan bahasa atau gerak tubuh yang cenderung menantang.[7]

    Wasit dan Petugas Pertandingan

    Dalam pertandingan profesional, terdapat 4 petugas yang memimpin jalannya pertandingan, yaitu wasit, 2 penjaga garis, dan seorang petugas di pinggir tengah lapangan.[8] Wasit memiliki peluit yang menandakan apakah saat berhenti atau memulai memainkan bola.[8] Dia juga bertugas memberikan hukuman dan peringatan atas pelanggaran yang terjadi di lapangan.[8] Masing-masing penjaga garis bertanggung jawab mengawasi setengah bagian dari lapangan.[8] Mereka membawa bendera dengan warna terang untuk menandakan adanya pelanggaran, bola keluar, ataupun offside.[8] Biasanya mereka akan bergerak mengikuti posisi pemain belakang terakhir.[8]
    Petugas terakhir memiliki tugas untuk mencatat semua waktu yang sempat terhenti selama pertandingan berlangsung dan memberikan info mengenai tambahan waktu di akhir setiap babak.[8] Petugas ini juga bertugas memeriksa pergantian pemain dan menjadi penghubung antara manager tim dengan wasit.[8] Dalam beberapa pertandingan, teknologi penggunaan video atau penggunaan orang kelima untuk menentukan ketepatan keputusan wasit mulai digunakan.[8] Misalnya yang menentukan apakah suatu bola telah melewati garis atau apakah seorang pemain berada dalam keadaan offside ketika mencetak gol.[8]

    Kejuaraan Internasional


    Permainan sepak bola wanita.
    Kejuaraan sepak bola internasional terbesar ialah Piala Dunia yang diselenggarakan oleh Fédération Internationale de Football Association (FIFA).[9] Piala Dunia diadakan setiap empat tahun sekali dan dimulai di Uruguay pada tahun 1930.[9] Pencetus ide tersebut adalah Jules Rimet, seorang pengacara dan pengusaha Perancis yang terinspirasi setelah menonton Olimpiade Paris tahun 1924.[9]
    Kompetisi international tertua di dunia adalah Copa America yang mempertandingkan tim-tim dalam wilayah Amerika Selatan setiap dua tahun sekali.[10] Copa America pertama kali diadakan tahun 1916 dan diikuti oleh 10 negara yang akhirnya membentuk The South American Football Confederation (Conmebol).[10] Untuk wilayah Amerika Utara, The Confederation of North, Central American and Caribbean Association Football (CONCACAF) menyelenggarakan kompetisi internasional setiap empat tahun sekali yang disebut Piala Emas CONCACAF.[11] Di kawasan Asia, negara-negara yang tergabung dalam Asian Football Confederation (AFC), mengadakan kompetisi internasional pertama tingkat Asia pada tahun 1956 di Hongkong yang disebut Piala Asia.[12] Pada tahun 1960, kompetisi tingkat regional Eropa diadakan untuk pertama kalinya dengan nama European Nations' Cup yang kemudian disebut sebagai UEFA European Championship (Piala Eropa atau EURO).[9] Di wilayah Oseania (meliputi Australia, Selandia Baru, dan berbagai Kepulauan Pasifik), kompetisi international setiap dua tahun dimulai sejak tahun 1996 disebut Piala Oseania.[13] Untuk wilayah Afrika, kompetisi Piala Afrika mulai diadakan sejak 1957 di Khartoum.[14]

    Sepak bola di Indonesia

    Sejarah sepak bola di Indonesia diawali dengan berdirinya Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta pada 19 April 1930 dengan pimpinan Soeratin Sosrosoegondo.[15] Dalam kongres PSSI di Solo, organisasi tersebut mengalami perubahan nama menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia.[15] Sejak saat itu, kegiatan sepak bola semakin sering digerakkan oleh PSSI dan makin banyak rakyat bermain di jalan atau alun-alun tempat Kompetisi I Perserikatan diadakan.[16] Sebagai bentuk dukungan terhadap kebangkitan "Sepakbola Kebangsaan", Paku Buwono X mendirikan stadion Sriwedari yang membuat persepakbolaan Indonesia semakin gencar.[16]
    Sepeninggalan Soeratin Sosrosoegondo, prestasi tim nasional sepak bola Indonesia tidak terlalu memuaskan karena pembinaan tim nasional tidak diimbangi dengan pengembangan organisasi dan kompetisi.[16] Pada era sebelum tahun 1970-an, beberapa pemain Indonesia sempat bersaing dalam kompetisi internasional, di antaranya Ramang, Sucipto Suntoro, Ronny Pattinasarani, dan Tan Liong Houw.[16] Dalam perkembangannya, PSSI telah memperluas kompetisi sepak bola dalam negeri, di antaranya dengan penyelenggaraan Liga Super Indonesia, Divisi Utama, Divisi Satu, dan Divisi Dua untuk pemain non amatir, serta Divisi Tiga untuk pemain amatir.[16] Selain itu, PSSI juga aktif mengembangkan kompetisi sepak bola wanita dan kompetisi dalam kelompok umur tertentu (U-15, U-17, U-19, dan U-23).[16]
    sepak bola
    Seleksi tim nasional (timnas) senior di Yogyakarta kembali terganggu. Seleksi timnas Merah Putih ditinggal beberapa punggawa Semen Padang, untuk membela klub dalam lanjutan kompetisi Indonesian Premier League (IPL).
  • Alonso: Saya Tak Sabar ke Indonesia

    Rabu , 02 Mei 2012 - 13:45 wib
    Setelah menghadirkan Luis Figo ke Indonesia 2011 lalu, tahun ini produsen makanan ringan PT. Dua Kelinci akan mendatangkan gelandang Real Madrid, Xabi Alonso.
  • Hodgson Ingin Damaikan Ferdinand & Terry

    Rabu , 02 Mei 2012 - 13:04 wib
    Federasi Sepakbola Inggris telah resmi menunjuk Roy Hodgson sebagai pelatih timnas Inggris. Beberapa pekerjaan berat langsung dihadapinya, salah satunya adalah pertikaian John Terry dan Rio Ferdinand.
  • Identitas Lima Pemain ISL Masih Gelap

    Rabu , 02 Mei 2012 - 00:01 wib
    Manajer timnas senior Ramadhan Pohan, meminta semua pihak bersabar menunggu siapa nama lima pemain ISL yang sudah bergabung seleksi timnas.
LISABON, KOMPAS.com — Penggemar sepak bola dunia menantikan aksi Cristiano Ronaldo di Piala Eropa 2012 bulan Juni mendatang. Para penggila bola mengharapkan Ronaldo bisa tampil mengesankan bersama timnya, Portugal, sebagaimana aksinya bersama klubnya, Real Madrid.

Seperti halnya bintang Argentina, Lionel Messi, yang bermain di klub Barcelona, Ronaldo juga belum pernah mengukir prestasi emas bersama Portugal di turnamen internasional.

Buat Ronaldo, Piala Eropa kali ini bisa jadi momentum yang tepat. Saat ini usianya menginjak 27 tahun dan Ronaldo sedang berada di puncak penampilannya. Determinasinya di lapangan terlihat semakin kuat bersama Real Madrid.

Meski gagal mengantarkan Madrid ke final Liga Champions, secara keseluruhan penampilan Ronaldo cukup memuaskan. Kematangannya juga membantu Madrid memuluskan jalan untuk menjuarai Liga dengan mengalahkan Barcelona.

Pengalaman pahit di Piala Eropa 2004, Piala Dunia 2006, Piala Eropa 2008, dan Piala Dunia 2010 bisa menjadi dorongan motivasi bagi Ronaldo untuk meraih prestasi yang lebih baik di Piala Eropa kali ini.

Sama halnya dengan Messi, kegagalan-kegagalan di turnamen besar sebelumnya dinilai para pengritik sepak bola sebagai pembeda keduanya dengan pemain-pemain legenda seperti Pele, Diego Maradona, atau Eusebio. Para pemain ini melegenda karena penampilannya yang mengesankan dengan tampil sebagai juara bersama tim nasional.

Rekan Ronaldo di klub dan tim nasional, Pepe, memberi pembelaan. Menurutnya, Ronaldo terlalu mendapat tekanan yang besar karena suporter memberi ekspektasi terlalu tinggi kepadanya. Situasi ini, kata Pepe, dialami Ronaldo sejak usia 18 tahun.

"Tim ini bukan cuma Ronaldo. Semua pemain ikut berperan. Selama ini kami selalu memberi dukungan kepada Ronaldo agar dia bisa menunjukkan penampilan terbaiknya," kata Pepe.

Prestasi Ronaldo di klub sangat kontras dengan tim nasional Portugal. Di level klub, Ronaldo sudah mengecap beberapa gelar bergengsi, mulai dari Liga Inggris, Piala FA ataupun Liga Champions bersama Manchester United. Sementara itu, bersama Madrid, dia sudah menggenggam gelar Piala Raja, dan musim ini kemungkinan besar meraih trofi Liga Spanyol.

Secara individu, Ronaldo juga sudah pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik di dunia versi FIFA pada tahun 2008. Dia juga dua kali menyabet sepatu emas atas prestasinya menjadi pencetak gol terbanyak di Eropa. Musim ini, dia masih bersaing dengan Messi yang sudah sama-sama mengemas 43 gol.

Pelatih Portugal, Paulo Bento, juga berharap Ronaldo bisa memberi kontribusi nyata di Piala Eropa nanti. Sejak mengambil alih kursi pelatih dari Carlos Queiroz pada bulan September 2010, Bento mampu menemukan pola pendekatan yang tepat kepada pemainnya. Penampilan Portugal pun menanjak secara signifikan.

Sementara itu, pelatih Rusia asal Belanda, Dick Advocaat, akhirnya memastikan tidak lagi menangani timnas Rusia seusai Piala Eropa 2012. "Usai Piala Eropa, saya akan pergi," ungkap Advocaat kepada harian Sport-Express.

Penegasan itu diungkapkannya setelah selama beberapa hari terakhir beredar tentang spekulasi kepergiannya dari timnas Rusia. Advocaat menyatakan bahwa kepergiannya tak ada hubungannya dengan nilai kontrak.

Mencetak Gol dan Mencetak Uang

Selasa, 01 Mei 2012, 08:00 WIB
AP/Lai Seng Sin
Mencetak Gol dan Mencetak Uang
Mohd Safee Mohd Sali
Oleh: Abdullah Sammy
Wartawan Olahraga Republika

Sepak bola tidak melulu urusan adu gelut di lapangan. Di era sepak bola modern, sepak bola memiliki pengertian baru yakni dunia untuk mencari gelimang fulus.

Simak saja pernyataan bek Tottenham Hotspur, Benoit Assou-Ekotto, berikut: “Bermain sepak bola bukan hanya demi juara tapi uang. Hanya 10 tahun waktu untuk bersepak bola, selebihnya kami harus pensiun dan memerlukan banyak uang,” ujar bek asal Kamerun itu seperi dikutip Daily Mail.
Tidak hanya bagi pemain seperti Ekotto, klub sepak bola pun bersaing untuk memburu gelimang uang di luar lapangan. Selain dapat membawa prestasi, figur sang pemain jadi daya jual klub untuk mencari keuntungan ekonomi.

Sosok unik Ekotto contohnya yang dimanfaatkan klubnya, Tottenham Hotspur, sebagai bintang iklan produk olahraga Puma. Walhasil Tottenham pun mempu mamaksimalkan hak komersial Ekotto untuk mendongkrak keuntungan klub maupun pribadi sang pemain.

Auditor internasional Deloite coba mengulas industri sepak bola yang salah satunya mengulas hak komersial pemain di luar lapangan. Sebagai klub terkaya dunia, klub Spanyol Real Madrid mampu memanfaatkan figur Cristiano Ronaldo sebagai mesin uang.

Total Madrid mengeruk 172,4 juta dollar AS dari hak komersial pemain dan klub sepanjang tahun 2011. “Kesuksesan komersial Madrid tidak terlepas hasil penjualan marchendise, sponsorship, dan aktivitas di luar lapangan,” begitu ulasan Deloite.
Mulai MerintisTidak hanya Madrid, sebanyak 20 klub sepak bola terkaya dunia versi Deloite juga mampu mengeruk keuntungan ekonomi lewat hak intelektual di luar lapangan. Cara kesuksesan industrialisasi sepak bola dunia inilah yang kini coba ditiru sejumlah kalangan sepak bola Indonesia.
Memaksimalkan keuntungan klub dari kegiatan di luar lapangan jadi program yang sedang dirintis klub Pelita Jaya Karawang. “Di era sepak bola sekarang yang tidak lagi mengandalkan APBD, klub harus pintar mencari potensi pendapatan. Dan, salah satu pendapatan yang bisa dimanfaatkan klub adalah 'image right' pemain,” ujar Direktur Marketing Pelita Jaya, Iman Arif, dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (30/4).

Iman mengatakan pemain sepak bola Indonesia bisa mencetak sukses di luar lapangan. Ini seperti yang dilakukan banyak bintang sepak bola di dunia. Namun, Iman memberi syarat mutlak agar pemain bisa 'dijual' di luar arena lapangan hijau.

Syarat itu tidak lain profesionalisme serta prestasi di lapangan. Makin berprestasi sang pemain, maka akan makin menujal sosoknya di luar arena sepak bola.

Menyadari potensi pemain Indonesia yang semakin menjadi idola di keseharian masyarakat, Pelita pun coba memaksimalkannya menjadi salah satu pendapatan klub. Sejumlah pemain top Pelita seperti Safee Sali bahkan telah mencetak gelimang ringgit dari kegiatan intelektual di luar lapangan.

Citra PemainFigur Safee yang laris manis menjadi bintang iklan di Malaysia itu berimbas ke Pelita. “Kita memiliki perjanjian dengan pemain di mana klub berhak mendapatkan bagian dari hak image pemain di luar lapangan. Klub tidak bisa dilepaskan dari image right pemain ini karena klublah tempat bernaung dan yang mengangkat nama pemain,” kata Iman.

Dalam kesempatan itu, Iman mengungkan bahwa pihaknya telah menjalin kerjasama dengan Production House, VMT Creative milik aktor sinetron Jeremy Thomas. Perusahaan ini nantinya akan mengembangkan citra pemain di luar lapangan.
Pemain seperti Greg Nwokolo dan Joko Sasongko akan dimanfaatkan sebagai seorang duta sebuah produk komersil. “Pastinya hal ini punya konsekuensi nantinya bagi pemain. Semakin imagenya baik di masyarakat, maka semakin besar tanggungjawab profesionalismenya untuk menaikkan nilai jualnya di luar lapangan,” ujar Jeremy Thomas.

Dengan adanya terobosan ini, dunia sepak bola boleh berharap tidak perlu ada lagi pengurus klub yang harus menggadaikan mobil pribadinya demi membayar gaji pemain. Ataupun, tidak perlu lagi ada uang rakyat yang dikorbankan demi menjalankan roda kegiatan klub sepak bola. Karena, pemain sendiri yang bisa menentukan kelangsungan klub. Pemain bisa mencetak gol, pemain bisa pula mencetak uang.

Namun, semua itu bisa terlaksana bila pemain tetap memegang komitmennya sebagai pesepakbola. Bukan justru mulai berpikir untuk alih profesi sebagai bintang sinetron karena tergiur dunia gemerlap di luar lapangan.


http://www.smkn1-rotabayat.sch.id/
http://djogdjanesia.wordpress.com/ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar